Syncoreconsulting.com – Anugerah Tuhan memang tidak bisa diukur dengan rasa syukur seorang manusia. Sumber daya alam telah dilimpahkan ke bumi pertiwi ini bahkan jauh sebelum bernama Indonesia. Kebutuhan manusia telah tersedia, tergantung bagaimana ia memanfaatkannya. Pengelolaan potensi alam dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
Usaha Badan Usaha Milik Desa atau yang lebih dikenal dengan BUMDes merupakan jenis usaha yang dikelola dan memiliki prioritas untuk mengembangkan desa. Tak semata-mata mengejar profit, BUMDes juga harus benefit, memberikan manfaat kepada masyarakat. Potensi alam yang ada di desa dapat dijadikan sebagai suatu unit usaha seperti obyek wisata maupun untuk kebutuhan pasar yang lainnya. Pemanfaatan sumber daya alam yang potensial menjadi unit usaha, akan memberikan keuntungan bagi BUMDes dengan ditunjang pengelolaan yang baik.
Namun bagaimana jika potensi alam yang bisa dimanfaatkan di desa minim? BUMDes Panggungharjo telah menjawab keresahan itu. Minimnya sumber daya alam yang dapat dijadikan unit usaha, memacu BUMDes Panggung Lestari untuk bekerja keras dalam menggali potensi usaha yang akan dijalankan.
Jumat, 16/03/2018, Pelatihan TOT (Training On Trainers) BUMDes angkatan 7 oleh Syncore telah memasuki hari ketiga. Kunjungan dilakukan oleh Tim Bumdes.id dan para peserta ke Kampoeng Mataraman. Keberangkatan dari Syncore menelusuri jalanan Kota Jogja menggunakan Bus mengisyaratkan kebersamaan hingga tiba di Kampoeng Mataraman. Rumah kayu pendopo di pinggir hamparan sawah serta angin sepoi-sepoi menyambut sejuk.

Para peserta dijemput oleh tumpangan dengan sebutan sepur kelinci untuk dibawa ke balai desa panggungharjo. “monggo mas, mbak” sambut pedagang penjual berbagai variasi batik di depan pintu masuk balai desa. Di ruangan luas bertata kursi 5 shaf itu peserta menerima materi “Membangun Kemandirian Desa dengan BUMDes” yang disampaikan Wahyudi Anggoro Hadi selaku Kepala desa di daerah tersebut.

Pak Wahyudi menerangkan berbagai potensi yang telah dikelola di desa panggungharjo. Nuansa agraris beberapa tahun silam telah dihidupkan kembali di kampoeng mataraman. Selain unit usaha, penguatan program perlindungan sosial juga dilakukan meliputi kartu pintar, kartu sehat, pemberdayaan difabel untuk kepentingan warga desa.
“Kami tidak punya potensi sumber daya alam untuk wisata, akan tetapi kami terus menggali potensi lain yang bisa diberdayakan untuk BUMDes.” Jelas Pak Lurah.
Hal yang lebih menarik tersaji setelah pemaparan potensi unit usaha oleh Kepala Desa Panggungharjo usai. Kunjungan ke tempat unit pengelolaan sampah yang ada di desa tersebut rasanya akan membuat penasaran para peserta terhadap unit pengelolaan sampah pupus.



Tidak hanya pengelolaan sampah, tetapi unit ini juga mengelola minyak goreng bekas menjadi bahan bakar yang mempunyai fungsi mirip seperti solar. Dari keingintahuan peserta akan unit ini, komunikasi yang interaktif pun tercipta di tengah para peserta dan pengelola.

“Pengelolaan sampah ini wujud pelayanan terhadap warga, kalau minyak tanah bekas dikelola menjadi bahan bakar yang nantinya akan disuplai ke perusahaan air minum.” jelas Toto selaku Kepala Unit Pengelolaan Sampah
Minimnya potensi alam yang ada di desa bukan berarti tak ada yang bisa dimanfaatkan untuk unit usaha BUMDes. Berbagai jenis usaha masih dapat dikembangkan, tentunya perlu penyesuaian potensi di desa dengan peluang pasar yang menjanjikan. Kesuksesan dalam memetakan potensi desa akan berujung pada keuntungan suatu BUMDes baik profit maupun benefit demi kesejahteraan masyarakat.